Selasa, 26 Januari 2010

SMA Negeri 1 Pesaguan

UN sebagai evaluasi atau alat memvonis ......... !!!

Sistem penilaian dalam sistem pendidikan di Indonesia memiliki 3 komponen yang berhak atau berkewajiban memberikan penilaian atas pendidikan yang telah didapat oleh siswa, ketiga komponen itu adalah Guru, Sekolah dan Pemerintah. Dalam kenyataanya UN menjadi momok yang secara rutin menghantui para siswa ketika mereka menginjak tahun ke tiga di sekolahnya. Hal ini dikarenakan hasil UN dan UAS adalah semacam bentuk penilaian final di mana kelulusan siswa didasarkan pada hasil yang didapat pada tahap ini, lalu untuk apa penilaian sekolah dan penilaian sang-Guru ? Dikemanakan hasil penilaian proses ? Sejauh mana keberhasilan pendidikan ditetapkan ? Apakah ada penghargaan diberikan ketika sekolah mampu mengubah prilaku secara positif ?
Menurut penulis, 3 komponen penilai memang sangat bagus dan cukup ideal, namun yang harus dirubah adalah pemanfaatan hasil UN dan UAS. Hasil UN dan UAS dapat dimanfaatkan untuk bahan pemetaan kualitas pendidikan di tiap daerah di Indonesia dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Jadi UN dan UAS bukan alat untuk memvonis keberhasilan siswa.
Kita tidak perlu khawatir tentang bagaimana hasil lulusan ini, pemakai lulusan ini yang akan menyeleksi sesuai dengan kekhasan masing-masing.
Hal lain yang terjadi sekarang adalah ketika suatu sekolah itu diakreditasi (khusus negeri), ketika sekolah itu secara ril sarana dan prasarananya tidak memenuhi kualifikasi maka nama sekolah menjadi jelek karena misalnya bernilai C atau kurang dari itu. Padahal yang bertanggung jawab melengkapi sekolah pemerintah tentu pemerintah sendiri, jadi nilai asesor ini untuk siapa sebenarnya ? Hal ini juga diperburuk oleh opini dan paradigma sekolah gratis yang sepertinya sudah mulai menyatu dengan masyarakat, tentu menjadi kesulitan tersendiri bagi sekolah untuk menggalang dana dari masyarakat.
Jadi ditinjau dari sudut manapun pemerintah paling bertanggung jawab atas semua hiruk pikuk ini, karena yang membuat sistem pendidikan adalah pemerintah dan yang membangun opini dan paradigma masyarakat pun ya pemerintah juga.
Mudah-mudahan kualitas pendidikan di Indonesia semakin maju, amin.
SMA Negeri 1 Pesaguan